Langsung ke konten utama

RAMAI

Ketika semua terasa ramai.
Aku selalu ingin usai.
Dan pada akhir nya semua nya selesai.

Tapi,
Yang selesai bukan berarti berakhiran,
Yang utama bukan berarti awalan,
Yang singgah namun selalu berbuat menyakitkan.

Ketika,
Busur waktu yang dalam menikam hati,
Kelam yang membuat rindu itu sepi,
Di saat ramai,
semua hal tak terjadi,
Maka dari itu aku takut; mencintai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKHIRNYA KAU MEMILIH PERGI

Setelah kau ku pikir setia.   Akhirnya kau memilih pergi.   Kau memilih menusukku begitu dalam Tinggalkan luka perih. Kau mengakui kau salah. aku bahkan tidak mengerti apa yang kau pikirkan di saat kau bermain api. lalu pelan pelan membakar semua kesepakatan kita, yang ingin menjaga satu sama lain dan tidak akan memilih pergi. kau tiba tiba menjadi seorang pelupa. kau ingkar semua janji kamu sendiri. menjadi penakut dan melarikan diri tanpa mau   bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu lakukan. aku berusaha menahan mu dan mempertanyakan apa yanng membuat mu melakukan hal setega ini.namun,setelah beberapa kali aku memohon dan aku mengurungkan niat aku untuk terus menahan kamu. setelah aku pikir , buat apa menahan api yang membakar diri sendiri. biarlah ia padam. akhirnya semua perasaan yang dalam juga membuat ku paham, kau bukan seseorang yang layak buat aku pertahankan lebih lama. tak ada dendam atau benci atas semua luka yang kamu buat.aku hanya...

SEBAGIAN

Sebagian orang senang mengurung hati nya dalam kekecewan, padahal ada orang yang sedang berjuang untuk memadami hati nya; Sebagian orang senang membuat perihal tentang hati nya, bahkan dia tak menyangka bahwa hati nya sangat lemah; jika tersentuh Sebagian orang senang melekatkan hati nya pada keresahan, padahal ia takut akan bisik kan yang membuat dia; patah -Nur alamsyah-

CUKUP GILA

CUKUP GILA. Sudah cukup kita sama sama gila, kedatangan mu dengan nada yang berirama rayu,dan   kepergianmu hanya semakin membuat layu. Aku tak marah, hanya saja aku kecewa dengan diri sendiri karena tak biasa mengkondisikan hati untuk tetap   tabah karna kepergian mu. Kini semua mimpi yang ku susun seperti rubik, sudah hancur perkeping keping karena ulah mu yang tak mau bertanggung   jawab atas semua janji yang terucap kencang terdengar di hati. Memang sebenarnya aku tak terima ,sebab rasa yang sudah semakin dalam , jika kau kembali lagi, aku bukan merasa senang , melainkan menjadi tanda Tanya besar(?), mengapa kau kembali!, bukankah kau sendiri yang pamit untuk tidak aku beri kabar, kamu ini masih mengunakan topeng yang sama ,datang dengan penuh karisauan   agar aku biasa memberi kesempatan,- Memang aku mudah luluh ,tapi aku akan lebih lebih mempertimbangkan kembali ketika kamu kembali, persis seperti yang awal, mengunakan topeng,- Saat ak...