Sudah
cukup kita sama sama gila, kedatangan mu dengan nada yang berirama
rayu,dan kepergianmu hanya semakin
membuat layu.
Aku
tak marah, hanya saja aku kecewa dengan diri sendiri karena tak biasa
mengkondisikan hati untuk tetap tabah
karna kepergian mu.
Kini
semua mimpi yang ku susun seperti rubik, sudah hancur perkeping keping karena
ulah mu yang tak mau bertanggung jawab
atas semua janji yang terucap kencang terdengar di hati.
Memang
sebenarnya aku tak terima ,sebab rasa yang sudah semakin dalam , jika kau
kembali lagi, aku bukan merasa senang , melainkan menjadi tanda Tanya besar(?),
mengapa kau kembali!, bukankah kau sendiri yang pamit untuk tidak aku beri
kabar, kamu ini masih mengunakan topeng yang sama ,datang dengan penuh
karisauan agar aku biasa memberi
kesempatan,-
Memang
aku mudah luluh ,tapi aku akan lebih lebih mempertimbangkan kembali ketika kamu
kembali, persis seperti yang awal, mengunakan topeng,-
Saat
aku bersama mu waktu malam, banyak keraguan dan tanda tanya di setiap ucapan
dan perilaku mu, apapun yang aku dengar dan aku lihat kau selalu membuat aku
tak yakin akan semua nya.
Bila
kau pergi itu adalah sebuah hadiah untuk ku ,sebab kepergian mu adalah sebuah
pelajaran berharga, agar aku bisa lebih mengerti soal kedatangan kembali.
Disaat
aku selalu bersama mu, banyak hal yang aku inginkan dan aku harapkan , terlebih
aku ingin selalu bersamamu, tanpa kerisauan dan kerinduan .
Aku
disini sedang merasakan sendu diatas pohon padi yang tergoyah angin, bukan nya
aku tak ingin mempertahankan di saat kamu pamit , hanya saja aku tak mau menang
sendiri , biarakan semua berjalann dengan adanya , dan aku tak akan menggunakan
ego ku untuk mempertahankan, jika kamu lebih mempertimbangkan pamit atau tetap
bertahan, gunakan dengan kerendahan hati mu, untuk selalu mengingat hal kecil
yang selalu aku perjuangkan , demi mempertahankan kebahagian mu.
Memang
benar cinta itu harus selalu belajar untuk mengikhlaskan di setiap kepergian
seseorang yang kita sayang, dan yang aku tahu, hidup itu memang sebuah pilihan , jika kau ingin selamat maka
ikhlaskan lah, dan jika kamu ingin hancur maka pertahankan lah. Maka dari itu
aku hanya memilih untuk tetap ikhlas akan kepergian mu, agar aku selamat dari
tikaman tajam yang terdengar kencang di hati.
Sudah
menjadi yang kedua kali nya kau pergi, meninggalkan harapan , membuang begitu
saja perjuanganku untuk tetap selalu membahagiakan mu, aku harap kau tidak akan
mengulangkan kembali seperti kejadian saat untuk lelaki lain, sebab hati bukan
rubik yang bisa kau susun sedemikian rupa.
Terima
kasih,-

Komentar
Posting Komentar